Search

Pantai GWD Dapat Sampah Kiriman, Ini yang Dilakukan Masyarakat

Banyuwangi - Sampah kiriman yang acap kali mengapung di Pantai Grand Watudodol (GWD) meresahkan pengunjung maupun Kelompok Masyakarat Pengawas (Pokmaswas) Pesona Bahari GWD. sekitar 50 orang terlibat dalam aksi bersih-bersih sampah di sepanjang pantai yang terletak di perbatasan Kecamatan Wongsorejo dan Kalipuro tersebut.

Mereka yang ikut bersih-bersih panai adalah PT Kereta Api Indonesia, F-Team Outbond Provider, dan aktivis Pokmaswas Pesona Bahari. Sambil mengenakan peralatan snorkeling, karyawan dari alat transportasi massal milik negara ini memungut sampah yang berserakan di sepanjang pantai. Sampah daun dan kayu yang terkumpul ditumpuk di tepi pantai, lalu diangkut menggunakan sepeda motor roda tiga yang disulap menjadi angkutan sampah.

Kemudian, karyawan PT KAI Daerah Operasional IX Jember ganti menyisir sampah yang mengapung di laut. Satu persatu sampah plastik maupun ranting kayu dilempar ke tepi untuk ditumpuk dan diangkut ke penampungan sampah. Selanjutnya, mereka mengamati alam bawah laut GWD menggunakan peralatan snorkeling yang telah dipakai.

Sembari mengamati terumbu karang dan ikan yang berenang, karyawan PT KAI bersama aktivis Pokmaswas Pesona Bahari mencari sampah yang tergeletak di dasar laut. Untungnya, kondisi underwater GWD bersih dari sampah. Kondisi alam bawah lautnya bahkan kian berkembang dan terjaga.

Tri Noviatri, salah satu trainer Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT KAI, mengakui manajemen PT KAI Daops IX Jember memilih lokasi ini untuk aksi sosial karena GWD termasuk salah satu area perjuangan warga Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, dalam menjaga lingkungan laut dari ancaman kerusakan akibat bom ikan dan penggunaan potasium.

Tidak hanya di darat, sampah di laut juga dibersihkanTidak hanya di darat, sampah di laut juga dibersihkan (Foto: Ardian Fanani)

"Spirit perjuangan kawan-kawan Pokmaswas Pesona Bahari bisa menjadi inspirasi bagi karyawan PT KAI Daops IX Jember untuk bekerja lebih giat. Bayangkan, aktivis lingkungan bekerja tidak digaji tetap semangat melakukan perubahan. Sementara para karyawan yang tiap bulan menerima bayaran kadang etos kerjanya kurang," ungkapnya saat berbincang dengan wartawan di tepi Pantai GWD.

"Pesertanya ada yang masinis, bagian mesin, juga kru kereta. Mereka sengaja dilatih seperti ini untuk meningkatkan kebersamaan guna membangun kerja tim yang lebih baik," tambahnya.

Acara bersih-bersih sampah yang digelar karyawan PT KAI, menurut pengelola wisata, Abdul Azis, menguntungkan bagi kelompok wisatanya. Pasalnya, GWD termasuk salah satu destinasi andalan Pemkab Banyuwangi untuk menarik wisatawan dari luar kota. Apalagi lokasinya dekat dengan jalur pantura Banyuwangi–Situbondo dan dekat dengan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

"Empat tahun lalu GWD belum begini, tidak ada pohon cemara. Pohon ini kami yang tanam bersama kawan-kawan. Dulu saya disebut gila oleh masyakarat, termasuk istri saya sendiri. Sekarang kurang lebih 200 orang yang tinggal di sekitar GWD bisa mengais pendapatan dari sini tanpa merusak terumbu karang dan biota laut lain di bawahnya," tegasnya.

Kriswanto, personil F-Team Outbond Provider, akan berada di GWD bersama karyawan PT KAI selama empat hari. Di sini, pihaknya akan menghabiskan waktu untuk menempa diri sambil melakukan aksi sosial bersama warga Desa Bangsring.

"Ada dua kloter karyawan PT KAI yang ikut kegiatan di GWD. Kloter pertama 38 orang akan tinggal selama dua hari mulai Selasa-Rabu (23-24 Januari 2018). Kloter kedua akan tiba menggantikan kloter pertama pada Kamis–Jumat (25-26 Januari 2018)," ujar pria asal Genteng yang tiap tahun digandeng PT KAI.
(iwd/iwd)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dah di situ https://news.detik.com/jawatimur/3831442/pantai-gwd-dapat-sampah-kiriman-ini-yang-dilakukan-masyarakat

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pantai GWD Dapat Sampah Kiriman, Ini yang Dilakukan Masyarakat"

Post a Comment

Powered by Blogger.