Search

Ketika sampah dibuang di kali

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – “Nanti kalau saya dapat lihat itu, saya lempar dengan batu, kasih bunyi dia pu kepala yang bikin ‘kepala batu’ datang buang-buang sampah sembarang.”

Ungkapan kekecewaan ini dilontarkan seorang warga Sentani, Yully Ondi pekan lalu ketika ditemui Jubi.
Yully prihatin atas perilaku warga yang membuang dan menumpukkan sampah-sampah rumah tangga di sejumlah kali.

“Dia kira di sini tempat sampah ka? Dorang itu datang buang sampah pukul 11-1.00 malam,” kata Mama Yully dengan muka memerah dan nyaris mengerutkan jidatnya yang sudah uzur.

Ibu berusia 54 tahun ini menuturkan, beberapa lokasi di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura menjadi tempat “langganan” pembuangan sampah.

Sebut saja di sekitar Kali Toladan, Kali Dingin, Kali Sereh, dan beberapa sungai lainnya. Ada oknum yang menggunakan motor membuang sampah yang sudah diisi dalam karton dan plastik.

Akibatnya warga di sekitar kawasan kali terpaksa menghirup udara kotor. Sampah-sampah menimbulkan bau tidak sedap.

Tak hanya itu, di sekitar sungai itu terdapat banyak nyamuk. Masyarakat setempat juga tak bisa menggunakan air sungai sebab airnya sudah dicemari.

“Air kali terasa gatal-gatal pada kulit. Kesadaran masyarakat membuang sampah ini belum juga ada, padahal tahun kemarin gara-gara sampah yang dibuang begitu terjadi sampah menumpuk di dermaga Yahim,” kata Mama Yully Ondi.

Ibu satu anak ini juga mengatakan, sebenarnya masyarakat yang membuang sampah ini mengetahui dampak membuang sampah di sembarang tempat. Namun, mereka malas tahu terhadap hal tersebut.

Menurut penuturan Yully, beberapa oknum warga lainnya juga membawa sampah ke lokasi itu dengan mobil pick up atau blakos (baca: belakang kosong) dan mobil pribadi.

“Mereka datang dengan mobil pick up dan avanza baru buang sampah berkarung-karung di kali. Isinya popok, pembalut dan sampah lainnya,” ujarnya.

Menurut dia, oknum-oknum yang membuang sampah itu merupakan warga sekitar kawasan perumahan, rumah indekos (kos-kosan), dan perumahan BTN.

Kesan senada disampaikan warga lainnya, Rimbo Taburay. Rimbo bahkan menilai kesadaran warga akan lingkungan yang bersih masih minim. Mereka malah membuang sampah di sembarang tempat.

“Harus pikir dampaknya. Mereka tidak malu ka datang buang (sampah) di orang lain pu halaman. Baru nanti kalau panas datang mandi-mandi di kali ini lagi,” kata Rimbo Taburay.

Ia bahkan mengharapkan agar masyarakat membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan pemerintah setempat. Bukan membuangnya di kali atau parit.

“Di jalan raya itu sudah ada waktu buang sampah, buang saja di situ. Kenapa buang di kali?” kata Rmbo.

Selain ibu kota dan pusat administrasi kabupaten Jayapura, tempat transit bagi kota-kota lainnya di Provinsi Papua, Sentani berada di pinggiran danau terluas di Papua. Jika sampah menumpuk, maka akan berdampak pada lingkungan dan ekosistem danau.

Tahun lalu, sampah menumpuk di dermaga Yahim. Sampah-sampah tersebut dibawa banjir dari sejumlah kali yang bermuara ke danau Sentani.

Ketua Forum Kota (Forkot) Sentani, Deniks Felle mengatakan, persoalan sampah merupakan persoalan klasik di tiap daerah. Meski demikian, sampah-sampah yang ada harus dikelola dengan baik.

“Tentu dengan penyediaan fasilitas pendukung yang memadai," kata Deniks Felle.

Sementara itu, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan, masalah sampah merupakan tanggung jawab bersama. Sampah yang menumpuk di danau justru mengganggu kenyamanan publik.

Keharmonisan hidup, sebutnya, bukan hanya karena adanya kebersamaan dan saling membantu satu dengan yang lainnya. Namun, faktor lingkungan juga turut mendukung semua aktivitas masyarakat, misalnya, sampah yang tidak dikelola dengan baik.

“Sampah keluarga jarang dikelola dengan baik. Dampaknya tentu dirasakan di mana lingkungan kita berada,” kata Bupati Mathius, Sabtu, 8 Juli 2017.

Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi akhir tahun kemarin menyebutkan, menjelang pra-PON dan PON tahun 2019-2020, ruang terbuka hijau (RTH) dan penataan lingkungan yang bersih dan bebas sampah harus dilaksanakan dinas bersangkutan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

Kota ini akan menjadi pintu masuk semua suku bangsa yang datang ke Papua untuk mengikuti PON 2020.

“Kalau tata ruang lingkungan kita belum rapi jelas meninggalkan kesan yang kurang baik dari orang atau tamu yang berkunjung ke sini. Oleh sebab itu, hal ini sudah harus dikerjakan akhir tahun ini sampai dengan tahun depan harus selesai,” ujarnya ketika itu. (*)

loading...

Komen Saya

Laporan Warga

Simak Juga

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dah di situ http://tabloidjubi.com/artikel-13460-ketika-sampah-dibuang-di-kali.html

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ketika sampah dibuang di kali"

Post a Comment

Powered by Blogger.