JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam diskusi bertema "Menjawab Tantangan: Teluk Jakarta Bersih? Siapa Berani?", Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyampaikan perlunya penanganan jangka panjang untuk menyelamatkan pesisir Jakarta dari pencemaran sampah.
Ia menyebutkan penanganan perlu dilakukan semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, komunitas, hingga warga secara perseorangan. Sebab kewenangannya sebagai pimpinan DKI Jakarta hanya berlaku lima tahun.
"Saya cuma lima tahun. Tahun pertama pengenalan, tahun kedua, ketiga mungkin eksekusi (program), tahun keempat dan tahun kelima sudah harus mikir... Siklus lima tahun kita," kata Sandiaga di Jakarta Convention Center, Kamis (8/3/2018).
Sandiaga tak menjelaskan maksud "berpikir" di tahun keempat dan kelima itu. Namun ia menjelaskan, siklus lima tahunan ini tidak berlaku bagi pejabat dinas-dinas yang bekerja menangani masalah di pesisir Jakarta. Untuk itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi.
"Kita jangan hanya bisa berpikir edukasi, tapi juga kolaborasi aksi public-private-people-partnership, PPPP," kata dia.
Baca juga : Pencemaran Teluk Jakarta Kian Parah
Soal pencemaran di pesisir Jakarta, ia mengakui bahwa dari produksi 7.000 sampah per hari di Jakarta, sebagiannya tak tertangani dan lolos ke perairan di utara Jakarta.
"Saya sudah nyelam, snorkeling di Kepulauan Seribu walaupun cantik tapi ini masalah. Nah kami ingin merangkul semua dari pemerintah, swasta, dan masyarakat sendiri," kata Sandiaga.
Ia menyebutkan, saat ini sudah ada 33 pengangkut sampah di pesisir Jakarta yang bekerja membersihkan perairan. Namun ia berharap ada infrastruktur untuk swakelola sampah di Kepulauan Seribu.
"Sebetulnya kami mau di Kepulauan Seribu agar mandiri bisa meng-handle sendiri sampah yang diproduksi sendiri," kata dia.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2016, pencemaran di wilayah Teluk Jakarta mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga.
Hal itu karena kawasan tersebut menjadi lokasi akhir dari berbagai macam distribusi limbah yang datang dari hulu 13 sungai di Jakarta. Ini menyebabkan Teluk Jakarta menjadi titik yang paling tercemar.
Temuan sampah pada November 2015, limbah industri sebanyak 52.862 ton dan limbah anorganik sebanyak 24.446 ton. Sedangkan untuk limbah yang berasal dari rumah tangga, untuk organik sebesar 10.875.651 ton dan anorganik 9.766.670 ton.
Baca Lagi dah di situ https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/08/16513471/sandiaga-penanganan-sampah-di-teluk-jakarta-harus-jangka-panjang
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sandiaga: Penanganan Sampah di Teluk Jakarta Harus Jangka ..."
Post a Comment