Search

Kurangi Sampah Plastik Sejak dari Hulu!

CIMAHI, (PR).- Masyarakat Kota Cimahi diajak untuk membangun peradaban yang lebih baik tanpa dirongrong masalah sampah. Apalagi sampah plastik tidak mudah terurai sebagai salah satu beban pencemaran lingkungan, sehingga sampah perlu dikurangi sejak dari hulu.

Direktur Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Kantor Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar mengatakan hal itu, pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2018 tingkat kota Cimahi di Aula Gedung A Kompleks Pemkot Cimahi Jalan Raden Demang Hardjakusumah Kota Cimahi, Kamis 9 Agustus 2018.

"Daerah dengan nilai tertinggi pada Piala Adipura dalam pengelolaan sampahnya bisa 100% tetapi tidak punya Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Artinya, sampah itu bisa diselesaikan sejak dari hulu. Karena peradaban manusianya terbangun dalam pengelolaan sampah," ujarnya.

Menurut dia, sebenarnya bisa saja daerah melakukan pengelolaan sampah dalam bentuk 100% diangkut ke TPA. "Paling anggaran Pak Wali besar, tapi masyarakat tidak ada peradaban, tidak ada perubahan perilaku dan tetap buang sampah sembarangan," katanya.

Diakui Novri, di Indonesia saat ini pengelolaan sampah di TPA mayoritas masih menggunakan sistem angkut buang (open dumping). "Pengelolaan TPA selain open dumping belum sampai 50 persen. Jadi pembinaan pengelolaan sampah harus dilakukan dari hulu mulai dengan pengurangan sampah dari sumbernya," tuturnya.

Terutama masalah sampah plastik sekali pakai yang menjadi permasalahan pelik. Data KLHK, sedotan plastik setiap hari digunakan mencapai 93 juta batang di Indonesia.

"Satu orang berpikiran sederhana hanya pakai 1 sedotan sehari, ternyata semua berpikiran sama. Kalau seminggu disambungkan bisa jadi 3 lingkaran bumi. Ditambah sampai stereoform, botol minuman dan kemasan sachet, hingga popok sekali pakai. Untuk saat ini kalau tidak bisa mengurangi, harus membatasi penggunaan alat-alat berbahan plastik," ungkapnya.

Pengurangan sampah merupakan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) No. 97 tahun 2017 tentang kebijakan dan Strategi Nasional (Jaktranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Pengurangan sampah diperlukan untuk meminimalisir jumlah sampah yang harus dikirim ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Ia menjelaskan, pengurangan sampah bergantung pada kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Dengan kesadaran yang dibangun sejak hulu, proses pemanfaatan sampah bisa ditingkatkan.

Hal itu dilakukan dengan cara mendaur ulang sampah anorganik maupun pembuatan pupuk kompos untuk sampah organik. Dengan upaya tersebut, Novrizal mengatakan, beban TPA dalam menampung sampah akan semakin ringan.

"Pengurangan yang kita incar adalah dari produsennya. Kita harus mendorong gerakan besar agar masyarakat memiliki kesadaran," ujar Novrizal.

Walikota Cimahi Ajay M. Priatna mengakui penggunaan plastik memiliki dampak signifikan terhadap timbunan sampah. Oleh karena itu, sudah selayaknya mulai sekarang masyarakat menghindari penggunaan plastik dalam berbagai kegiatan.

"Harus dipikirkan bagaimana sampah plastik bisa diminimalisir penggunaannya. Bisa dibilang sampah plastik sangat berbahaya  karena sulit diurai. Demikian pula kita harus bisa mengelola sampah plastik dan mendaur ulang kembali agar bermanfaat dan tidak menimbulkan masalah lingkungan," ujarnya.

Larangan plastik sekali pakai

Menurut Ajay, Kota Cimahi sangat peduli terhadap masalah persampahan dan berharap dalam waktu dekat Kota Cimahi memiliki peraturan daerah tentang persampahan. 

"Maunya, khusunya saya ingin buat Perda larangan plastik sekali pakai. Cimahi menuju ke arah sana, masing dipikirkan," katanya.

Soal Perwal larangan penggunaan plastik sekali pakai, Ajay mengklaim sedang dalam proses DPRD Kota Cimahi. Bahkan, kata dia, secara perlahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi menyosialisasikan aturan tersebut kepada masyarakat.

"Sudah dikirim ke dewan karena itu sudah lama bicarakan. Yang pasti kita harus buat itu," ucapnya.

Zero waste

Priatna mengakui konsep zero waste masih sulit diterapkan. Pihaknya meminta masyarakat meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah sejak dari rumah tangga, memilah dan memanfaatkan sampah yang masih bisa diolah untuk memininalisir pembuangan sampah ke TPA.

"Zero waste itu cita-cita semua, termasuk Kota Cimahi. Semua berkepentingan bagaimana membuat sebuah kota nol sampah," ungkap Ajay.

Salah satu upaya guna mewujudkan konsep zero waste adalah dengan menerapkan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R). "Kita edukasi masyarakat dari yang paling bawah, mereka harus tahu bagaimana memilah sampah sejak dari rumah tangga, sehingga yang diangkut ke TPA hanya tinggal sisanya saja," ucapnya.

Pihaknya juga mengoptimalkan keberadaan Bank Sampah Cimahi (Bank Samici) yang sudah memiliki 160 unit di seluruh Kota Cimahi. Melalui peran Bank Samici, sampah-sampah akan dipilah mana yang bisa menjadi nilai ekonomi maupun bisa dijadikan kompos.

"Pengelolaan sampah di Cimahi kembali ke persoalan lahan. Kita terus berusaha mengoptimalkan lahan yang ada, bagaimana sampah dibawa ke TPA sudah tinggal residu, yang bermanfaat bisa disalurkan ke Bank Samici dan sampah organik sudah dibuat kompos," tuturnya.

Ajay mengimbau kepada masyarakat Kota Cimahi agar lebih mengurangi penggunaan sampah plastik. Hal itu sebagai upaya untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih.

"Intinya imbauan kepada masyarakat supaya mengurangi plastik sekali pakai bakal terus kita lakukan. Bersama-sama lah kurangi sampai sejak dari rumah, ini butuh kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk mengurangi produkai sampah dan memilah sejak dari sumbernya," katanya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dah di situ http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/08/09/kurangi-sampah-plastik-sejak-dari-hulu-428563

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kurangi Sampah Plastik Sejak dari Hulu!"

Post a Comment

Powered by Blogger.