Seperti dilansir Reuters, Selasa (28/5/2019), tahun lalu, Malaysia menjadi tujuan utama dunia untuk sampah plastik setelah China menetapkan larangan impor sampah. Larangan yang diberlakukan China itu mengganggu aliran lebih dari 7 juta ton sampah per tahunnya. Puluhan pabrik daur ulang muncul secara tiba-tiba di Malaysia, dengan kebanyakan beroperasi tanpa izin resmi. Masyarakat kerap mengeluhkan masalah lingkungan.
Menteri Energi, Teknologi, Ilmiah, Lingkungan dan Perubahan Iklim, Yeo Bee Yin, menyatakan 60 kontainer berisi sampah yang diimpor secara ilegal, akan dikirimkan kembali kepada si pengirim.
Para pejabat Malaysia telah mengidentifikasi sedikitnya 14 negara asal pengirim sampah tak diinginkan itu, termasuk AS, Jepang, Prancis, Kanada, Australia dan Inggris.
Yeo menyebut warga dari negara-negara maju kebanyakan tidak menyadari sampah-sampah mereka, yang mereka pikir didaur ulang. Padahal sebagian besar dibuang ke Malaysia, yang kemudian akan dihancurkan dengan metode yang membahayakan lingkungan.
Sebuah perusahaan daur ulang di Inggris dilaporkan telah mengekspor sampah plastik sebanyak 50 ribu ton ke Malaysia dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Yeo tidak menyebut lebih lanjut nama perusahaan yang dimaksud. Ditegaskan Yeo bahwa Malaysia akan meminta pemerintah negara-negara pengirim sampah plastik itu untuk menyelidiki perusahaan-perusahaan semacam itu.
"Kami mendorong negara-negara maju untuk mengkaji ulang pengelolaan sampah plastik mereka dan berhenti mengirimkan sampah ke negara-negara berkembang. Jika Anda mengirimkannya (sampah plastik) ke Malaysia, kami akan mengembalikannya tanpa ampun," tegas Yeo dalam pernyataannya.
![]() |
Sejauh ini, Malaysia telah mengirimkan lima kontainer berisi sampah plastik terkontaminasi ke Spanyol. Selain Malaysia, Filipina menjadi salah satu negara Asia yang mengembalikan kiriman sampah ke negara asalnya.
Pekan lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan pemerintahannya untuk menyewa jasa perusahaan pengiriman swasta untuk mengirimkan 69 kontainer berisi sampah kembali ke Kanada. Jika Kanada menolak, Duterte memerintahkan agar kontainer-kontainer itu ditinggalkan di perairan Kanada.
Otoritas Kanada menyatakan bahwa kiriman sampah ke Filipina itu merupakan bagian dari transaksi komersial dan tidak didukung pemerintah Kanada. Diketahui bahwa sekitar 2.450 ton sampah itu dikirimkan sebuah perusahaan yang berkantor di Kanada, ke Filipina, tahun 2013 dan 2014 lalu.
Kanada telah menawarkan untuk mengambil kembali sampah-sampah itu dan kedua negara terlibat proses pengaturan untuk pengembalian kiriman sampah itu. Namun Kanada melewatkan batas waktu 15 Mei untuk pengembalian kiriman sampah yang ditetapkan Filipina dan Duterte hilang kesabaran.
Selain memerintahkan pengembalian sampah ke Kanada, Duterte juga menarik Duta Besar (Dubes) dan Konsul-konsulnya dari Kanada terkait sengketa sampah ini.
Simak Juga 'Truk Sayur Kol Dibongkar Isinya 35 Bungkus Sabu-sabu':
(nvc/ita) Baca Lagi dah di situ https://news.detik.com/internasional/d-4568494/malaysia-kembalikan-kiriman-3-ribu-ton-sampah-plastik-ke-14-negara
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Malaysia Kembalikan Kiriman 3 Ribu Ton Sampah Plastik ke 14 Negara - detikNews"
Post a Comment