Search

Banyak Sampah Plastik, Jangan Salahkah Plastiknya, Tapi… - WartaEkonomi.co.id

WE Online, Jakarta -

Masalah sampah plastik saat ini tengah menjadi sorotan. Untuk mengurangi sampah plastik di lautan akhirnya muncul kampanye anti-plastik.

Menjawab isu tersebut, PT Polytama Propindo, salah satu produsen polypropylene (bahan baku pembuat plastik), mengatakan, kita tidak bisa menyalahkan sampah plastik untuk pencemaran lingkungan yang terjadi. Tapi bagaimana menyadarkan penggunanya agar tidak membuang sampah plastik sembarangan.

Didiek Susilo, Presiden Direktur PT Polytama Propindo, mengatakan, wacana penggunaan plastik sekali pakai itu itu kurang tepat. Yang benar adalah pemanfaatan, plastik sebagai teknologi solusi. Hal itu jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Sebab masalah  sebetulnya bukan salah produknya, tapi bagaimana menangani sampahnya.

"Itu tanggung jawab semua, pemerintah sebagai regulator bertanggung jawab, masyarakat sebagai pengguna plastik juga bertanggung jawab," jelas Didiek.

Baca Juga: Produsen Plastik Berkomitmen Kurangi Sampah Plastik di Asia Tenggara  

Penemuan plastik sebagai kemasan adalah teknologi baru yang baru ditemukan sekitar 50 tahun lalu, polypropylena baru mulai tahun 60-an, dan polyetylene lima tahun sebelum polypropylena.

Artinya, bicara dari keilmuan, ini ada salah persepsi. Bukan plastik yang salah, tapi bagaimana masyarakat menggunakan dengan bijak. Kedua, bagaimana produsen dari plastik mengerjakannya sesuai dengan aturan main yang ada.

"Yang salah adalah kita mengadopsi teknologi terbaru tanpa mengadopsi sistem penanganan sampahnya," katanya.

Konsumsi platik di Indonesia saat ini sekitar 14-16 kilo per kapita per tahun. Dibandingkan dengan negara maju, mereka mengonsumsi 80-100 kilo plastik per kapita per tahun. Namun, negara-negara maju tidak menghadapi masalah samapah karena mereka mengelola sampah dengan bijak.

"Jadi, saya (Polytama) tidak terlalu khawatir karena kebutuhan ini tetap ada. Tapi kita memang tetap aware bahwa masalah nasional untuk lingkungan itu tanggung jawab kita bersama," jelas Didiek.

Polytama Propindo sendiri sudah melakukan program yang diberi nama Masyarakat Sampah Zero. Melalui program itu masyarakat diberikan pengetahuan bahwa sampah memiliki nilai ekonomis.

Masyarakat diajak untuk memilah sampah yang bisa didaur ulang untuk dikirimkan ke tempat daur ulang, yang sudah tidak bisa dipakai lagi dibuat menjadi bahan bakar dan campuran aspal. Sampah organik bukan plastik dijadikan kompos.

Baca Juga: Gara-gara Sampah, Indonesia Tak Bisa Jadi Negara Maju

"Artinya, sebetulnya sampah itu duit. Nah yang jalanin harus bisa menunjukkan bahwa itu bisa menjadi uang dan bermanfaat bagi semua," katanya.

Dengan melakukan itu, diharapkan duplikasinya menjadi banyak. Terutama jika pemerintah melihat sebagai solusi yang bagus, bisa diambil, dan tergerak untuk peduli dengan lingkungan. Jadi, bukan pelarangan menggunakan sampah, tapi melakukan edukasi, penegakan hukum bagi yang membuang sampah sembarangan.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dah di situ https://www.wartaekonomi.co.id/read247144/banyak-sampah-plastik-jangan-salahkah-plastiknya-tapi.html

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Banyak Sampah Plastik, Jangan Salahkah Plastiknya, Tapi… - WartaEkonomi.co.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.