Search

Ilmuwan Sebut Pengolahan Sampah Insinerator Bisa Sebabkan Kanker - Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan di bidang kimia lingkungan dan toksikologi dari Amerika Serikat Paul Connett memberikan gambaran mengenai bahayanya pengolahan sampah dengan menggunakan insinerator (fasilitas pembakar sampah). Paul menjelaskan bagaimana proses kerja insinerator hingga menimbulkan masalah kesehatan, yaitu menyebabkan kanker otak.

Kedatangan Paul ke Indonesia awal tahun 2020 merupakan yang ketiga kalinya, setelah kunjungan pertama dan keduanya pada tahun 2016 dan 2019. Paul datang ke Indonesia dalam rangkaian tur dunia yang bertajuk Zero Waste Campaign Tour dan mengunjungi beberapa kota mulai dari 9-17 Januari 2020.

“Gambaran insinerator yang disebut oleh pemerintah Indonesia itu adalah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Insinerator itu membutuhkan tiga kotak dengan tiga teknologi yang berbeda,” ujar Paul di Kantor Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasonal, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2020.

Di Indonesia, insinerator akan dibangun di 12 kota yaitu di Jakarta (38 MW), Bandung (29 MW), Surabaya (10 MW), Bekasi (9 MW), Surakarta (10 MW), Palembang (20 MW), Denpasar (20 MW), Makassar, Manado, dan Tangerang Selatan masing-masing kapasitas 20 MW. Insinerator tersebut mulai dibangun terhitung sejak 2019 hingga 2022 mendatang.

Paul yang juga aktivis lingkungan melanjutkan bahwa kotak pertama, dibutuhkan untuk membakar sampah atau mengurangi volumenya. Namun, pembakaran tersebut, karena melepaskan semua sampah dan mengubahnya menjadi gas dan abu, maka dibutuhkan kotak kedua atau yang disebut sebagai air pollution controler.

“Air pollution controler atau unit pengendali pencemaran udara ini harganya lebih mahal dari pada unit yang pertama. Jadi kita membakar untuk melepaskan semuanya menjadi gas, dan gas itu kita tangkap dengan alat yang kedua agar tidak lepas ke udara,” tutur Paul.

Namun, setelah ditangkap dengan air pollution controler dalam bentuk abu, harus disimpan ke dalam kotak ketiga yaitu tempat pembuangan akhir. Paul berujar, begitu dikonversi dengan teknologi thermal, itu akan menjadi beracun.

Namun dilemanya adalah, pria lulusan Cambridge University itu menambahkan, sebenarnya kita tidak butuh dua unit alat tempat pembuangan akhir dan air pollution controler itu, karena investasi yang mahal. Masalah lainnya, jika kedua alat bermasalah dan tidak memfilter udara maka akan melepaskan partikel berbahaya yang berukuran nano.

“Partikel-partikel ukurannya nano, berarti lebih kecil. Jadi partikel nano itu bisa masuk ke paru-paru, bisa masuk ke dalam aliran darah akhirnya bisa berpengaruh ke kesehatan,” kata Paul. “Tapi salah satu studi akhir tahun lalu, ini ada hubungannya, antara masuknya partikel ke dalam tubuh dengan kanker otak, dan itu sangat berbahaya.”

Sebagai alternatif pengolahan sampan yang baik, Paul membawa pesan utama yaitu mendorong implementasi konsep zero waste sebagai solusi yang berkelanjutan untuk permasalahan sampah di dunia. Dia menolak penerapan false solution dalam pengelolaan sampah di Indonesia, seperti insinerator, pyrolysis, waste-to-energy, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan lain sebagainya.

Sementara, Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati, melalui Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), mendukung langkah Paul untuk mendorong konsep zero waste. Menurut Nur Hidayati, pemerintah menganggap rencana membangun insinerator ini merupakan solusi terbaik pengelolaan sampah.

“Ini mengkhawatirkan kami, karena justru menambah pencemaran udara yang sudah sangat buruk. Di dua belas kota akan dibangun insinerator,” lanjut perempuan berkacamata itu. “Kita melihat juga di Jakarta akan dibangun empat, koalisi masyarakat sipil juga mengajukan gugatan udara.”

Nur Hidayati menganggap bahwa insinerator itu bukan akan menambah baik udara, tapi justru memperburuk udara dengan polutan yang saat ini belum bisa diukur karena ketiadaan alat dari pemerintah.

“Tidak 100 persen sampah musnah, karena masih ada residu yang bersifat B3 yang justru pengelolaan masih jadi problema besar,” tuturnya. “Ini justru pemerintah sedang menyiapkan bom waktu untuk generasi yang akan datang.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dah di situ https://tekno.tempo.co/read/1293692/ilmuwan-sebut-pengolahan-sampah-insinerator-bisa-sebabkan-kanker

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ilmuwan Sebut Pengolahan Sampah Insinerator Bisa Sebabkan Kanker - Tempo"

Post a Comment

Powered by Blogger.