Berangkat dari situ, sejumlah anak muda yang mengkhususkan diri pada kepedulian sampah menggelar aksi peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Mereka menggelar aksi keprihatinan sampah di Alun-alun Simpang Tujuh, Kudus, Minggu (25/2/2018).
Di antara acaranya adalah aksi teatrikal tentang protes terhadap kebiasaan masyarakat yang gemar membuang sampah sembarangan.
Anak-anak antusias mengenakan busana sampah (Foto: Akrom Hazami) |
Selain itu, juga ditampilkan pameran barang dari bahan daur ulang sampah, hingga peragaan busana unik dari barang bekas. Seperti kantong plastik, kardus, kertas koran, kepingan cakram digital, dan lainnya.
Koordinator Komunitas Kresek Kudus, Faesal Adam, mengatakan pihaknya menggandeng berbagai komunitas dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kudus serta Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus.
"Pada kegiatan ini, kami juga melakukan penandatangan komitmen bersama tentang Kudus Bebas Sampah 2020 yang dikuti perwakilan dari dinas terkait. Disaksikan para pelajar, beberapa komunitas dan masyarakat umum" kata Faesal di Kudus, kepada wartawan.
Komitmen bersama mengendalikan sampah. (Foto: Akrom Hazami) |
Selain itu pula, komitmen itu tampak pada pembubuhan tanda tangan mereka di atas kain putih sepanjang belasan meter serta ber-tagline "Ora Nyampah Ora Susah".
Salah seorang peserta Virya Zafa Iza mengaku sangat antusias bisa ikut dalam ajang peragaan busana dari sampah. Baginya, itu adalah wujud dukungannya agar warga bisa mengurangi sampah. "Saya memperagakan baju bertema matahari dari kertas koran bekas," kata Virya.
Menurutnya, untuk menyiapkannya, dia harus rela membuatnya selama seminggu. "Enggak lama, sekitar satu minggu," ucapnya.
(mbr/mbr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Melihat Pesan dari Peragaan Busana Sampah di Kudus"
Post a Comment