- Lautan dunia dan Indonesia masih mengalami berbagai tekanan, salah satunya pencemaran dari sampah. Seperti seperti yang terjadi di pesisir pantai utara (pantura) Lamongan, Jawa Timur.
- Sebuah riset menunjukkan, sebanyak 12,7 ton sampah per tahun ada di lautan dunia. 80% atau 8,8 juta ton diantaranya merupakan sampah plastik. Tahun 2015, sebuah studi memaparkan ada 44.000 hewan yang terjerat dan memakan sampah plastik di laut sejak 1960.
- Dari Ringkasan Eksekutif Informasi Kinerja Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Lamongan 2016 menyebutkan jumlah timbulan sampah per hari sebesar 2.147,63 m3/hari.
- Banyak sampah tersebut banyak mencemari pesisir pantai Kabupaten Lamongan, yang mempengaruhi produksi perikanan. Ikan menjadi tidak segar dan berasa ampang (tidak enak).
Bertepatan dengan hari laut Sedunia (World Ocean Day) pada Jumat (8/6/2019) kemarin, lautan global dan Indonesia masih mengalami berbagai tekanan, salah satunya pencemaran dari sampah. Banyak sampah yang dibuang sembarangan, seperti yang terjadi di pesisir pantai utara (pantura) Lamongan, Jawa Timur.
Ada berbagai macam sampah yang dibuang dipinggir laut, dari jenis produk kemasan sampah plastik, styrofoam, popok, dll. Sampah-sampah tersebut termasuk jenis sampah yang tidak mudah terurai. Umurnya bisa ratusan tahun di lautan.
baca : Ternyata Sampah Plastik Laut Berasal dari Industri Pesisir Pantai. Benarkah?



Maraknya pembuangan sampah di pinggir laut dapat mengganggu biota laut. Sampah tersebut masuk ke rantai makanan dengan dimakan oleh satwa-satwa di laut. Contohnya paus sperma yang mati terdampar di Wakatobi dan dalam perutnya ditemukan berisi banyak sampah plastik. Dan berita-berita di dunia yang mengabarkan banyaknya satwa laut terdampar mati karena sampah plastik ditubuhnya. Hal ini tentu menjadi perhatian banyak pihak, termasuk para pegiat lingkungan.
Tahun 2015, sebuah studi memaparkan ada 44.000 hewan yang terjerat dan memakan sampah plastik di laut dari tahun 1960.
baca juga : Menagih Peran Para Pihak Tangani Sampah Plastik di Laut



Persoalan sampah plastik di laut sudah menjadi masalah global. Setiap tahun, lautan di dunia harus menanggung beban sampah plastik sampai 12,7 juta ton. Indonesia menempati nomor dua dari daftar 20 negara paling banyak membuang sampah plastik ke laut.
Meski belum ada data valid secara global, beberapa hasil riset mengungkapkan 80% marine litter dari daratan yang bermuara di lautan, dan 80% sampah laut itu adalah plastik. Sekitar 8,8 juta ton sampah plastik terbuang dan dibuang ke samudra setiap tahunnya.
Tidak hanya menganggu biota laut, sampah plastik juga bisa mengganggu aktivitas manusia. Salah satunya seperti yang dirasakan oleh Suyatno saat memancing ikan di tepi laut Desa Sedayulawas, Lamongan. Ia merasa terganggu dengan adanya sampah yang dibuang dipinggir laut.
“Sampah ini sudah lama, tambah banyak. Kalau pancingnya ditarik agak susah, karena sering nyantol plastik,” kesal lelaki asal Tuban tersebut.
perlu dibaca : Daur Ulang Sampah Tidak Cukup Melindungi Laut dari Pencemaran Plastik


Seringkali saat dia melemparkan kail berkali-kali, yang dapatkannya adalah sampah plastik, seperti kantong kresek dan popok bayi.
“Padahal kan sudah ada papan larangan membuang sampah,” tambah Suyatno.
Menurutnya keberadaan sampah juga mempengaruhi rasa ikan yang dia dapatkan. “Kalau dapat ikan yang di dekat sampah seperti ini ikan rasanya ampang (tidak enak),” jelasnya.
menarik dibaca : Sampah Plastik Bertebaran di Laut, Teknologi Pirolisis Terus Dikembangkan


Timbulan Sampah di Lamongan
Kabupaten Lamongan memiliki panjang garis pantai 47 km. Sepanjang garis pantai tersebut acap kali sering menjadi lokasi pembuangan sampah oleh warga dari desa-desa Paciran dan Brondong.
Pesisir pantai yang dahulunya sedap di pandang, kini sudah menjadi lautan sampah.
Dilansir dari dokumen Ringkasan Eksekutif Informasi Kinerja Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Lamongan, tahun 2016, jumlah timbulan sampah per hari sebesar 2.147,63 m3/hari. Dari data tersebut menjelaskan, timbulan sampah terbanyak berasal dari Kecamatan Paciran, sebesar 153,63 m3/hari. Berdasarkan sumber sampah, timbulan sampah terbanyak dari kegiatan rumah tangga yaitu 1.195,36 m3/hari atau 55,80% dari total timbulan sampah.
Selain sampah rumah tangga. Sampah aktivitas bongkar muat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong yang menggunakan plastik juga belum terkelola dengan baik. Dampaknya, bibir pantai lokasi TPI dipenuhi dengan sampah yang berserakan.


Belum adanya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di desa itu membuat masyarakat membuang sampah di bibir pantai. Padahal, lokasi tersebut digunakan nelayan untuk melaut guna mencari ikan dan kepiting.
Sampah tersebut menumpuk dan berceceran di laut sepanjang jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Gresik-Tuban. Selain baunya tidak sedap, sampah itu juga mengganggu kenyamanan pengendara.
Suyatno dan warga lainnya berharap, pemerintah turun tangan untuk mengatasi persoalan sampah tersebut. Supaya bibir pantai dan laut tetap terjaga kebersihannya.

(Visited 1 times, 63 visits today)
Related
Baca Lagi dah di situ https://www.mongabay.co.id/2019/06/09/foto-hari-laut-sedunia-sampah-masih-penuhi-pesisir-utara-lamongan/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Foto: Hari Laut Sedunia, Sampah Masih Penuhi Pesisir Utara Lamongan - Mongabay.co.id"
Post a Comment