Nina mengatakan surat itu ditulisnya sebagai bentuk protes terhadap Amerika Serikat yang telah mengekspor sampah plastik yang terkontaminasi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) secara ilegal ke Indonesia.
"Ini surat untuk Tuan Presiden Trump, agar tidak mengekspor sampahnya lagi di Indonesia. Kenapa kita harus terkena dampak, seharusnya mereka mengurus sampah mereka sendiri," kata Nina, di Surabaya, Jumat (12/7).
Nina, yang juga siswi kelas VII SMPN 1 Wringinanom, Gresik itu juga menyayangkan kenapa negara maju seperti Amerika tak bisa menangani persoalan sampahnya sendiri. Alih-alih membantu, AS malah membuangnya ke Indonesia.
"Kita udah banyak masalah di Indonesia sama sampahnya. Kenapa kok ditambahi lagi sama Amerika," katanya.
Dalam suratnya, Nina, mengatakan kepada Trump, bahwa dirinya tengah bersedih terkait sejumlah hewan yang mati karena sampah plastik. Salah satunya yakni Ikan Paus yang ditemukan tewas, dengan perut yang penuh dengan sampah plastik.
"I'm sad to see whales die, with stomach full of plastic waste. I was sad to see dead seagulls a plastic strangled neck. I'm sad to see turtles die with a plastic stomach," tulis Nina, dalam suratnya.
Nina, lebih lanjut, mengaku tak mau melihat masa depannya dengan kematian binatang yang diakibatkan oleh sampah plastik yang berasal dari negara yang dipimpin Trump.
Senada, Zade, siswi kelas VI, SDN Pogar 2, Bangil, Pasuruan justru menantang Trump, apakah orang nomor satu di negeri Paman Sam tersebut mau bernasib seperti kura-kura dan paus yang mati karena limbah plastik.
Zade juga mengatakan bahwa di lingkungan sekitar rumahnya, banyak bayi yang menderita sakit akibat asap pembakaran sampah plastik impor dari AS.
![]() |
"Do you want to be like the turtle with a plastic in their nose, whale died because their stomach are full of plastic. So many baby around me are sick because of the smoke from burning of plastic waste your country," tulis Zade di suratnya.
Ia pun meminta agar Trump mengambil lagi sampah plastiknya, dan tak menjadikan Indonesia sebagai tempat sampah negaranya.
Selain Nina dan Zade, ada pula anak laki-laki Ramadhani Wardana (6), yang turut memprotes praktik lancang AS tersebut. Warda begitu ia dipanggil bahkan menjadi orator dalam aksi Brantas River Coalition To Stop Imported Plastic Trash (Bracsip) di Kantor Konsulat Jenderal AS, Jumat.
"Take back your trash!," kata Warda, sembari mengibarkan bendera merah putih yang terikat pada sebilah bambu.
[Gambas:Video CNN] (frd/DAL)
Baca Lagi dah di situ https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190712185517-20-411712/protes-sampah-impor-anak-anak-di-jatim-surati-donald-trumpBagikan Berita Ini
0 Response to "Protes Sampah Impor, Anak-anak di Jatim Surati Donald Trump - CNN Indonesia"
Post a Comment