TEMPO.CO, Jakarta - Route 66 atau Rute 66 merupakan jalur yang sangat populer bagi keluarga Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-20. Rute 66, juga dikenal sebagai "Jalan Utama Amerika" atau "Mother Road," adalah salah satu arteri aspal utama di negara itu.
Mulai tahun 1920-an, Rute 66 merupakan jalan sepanjang 2.000 mil dari Chicago ke Los Angeles. Sebelum ada Google Map, Waze, hingga Garmin, para orangtua di kursi depan mobil membuka dan melipat peta. Sementara anak-anak melihatnya dari belakang memandangi noktah sambung menyambung bertuliskan Missouri, Kansas, Oklahoma, Texas, New Mexico, dan Arizona.
Meskipun Rute 66 kurang lebih berfungsi pada pertengahan 1980-an, Anda dapat mengunjungi bagian-bagian dari jalur lamanya — dan, jika Anda perhatikan dengan seksama, Anda masih akan menemukan bukti pengemudi dan penumpang dekade yang lalu, dalam bentuk sampah yang mereka buang dari jendela mobil – saat itu norma membuang sampah belum sesopan saat ini.
Petrified Forest National Park di Arizona adalah satu-satunya taman nasional yang dilintasi Rute 66. Taman ini terkenal dengan bebatuan, tunggul pohon pahatan dan gurun belang bergaris-garis, tetapi di tengah-tengah rerumputan terdapat selusin tiang telepon tua, yang tak berkabel lagi. Itu jalan raya lama, dan penuh dengan tumpukan sampah awal abad 20.
Bagian Route 66 itu dilewati pada tahun 1958 dikenal sebagai I-40. "Aspalnya masih terlihat bagus di beberapa bagian," kata William Parker, kepala Ilmu Pengetahuan dan Manajemen Sumberdaya Petrified Forest National Park. Jalanan terdiri dari tumpukan tanah dengan aspal di atasnya, tak akan kebanjiran apalagi diapit oleh parit. Di situlah tempat sampah menumpuk.
Seperti yang ditunjukkan oleh sisa-sisa sampah gurun, terdapat sisa-sisa kaleng 7-Up, atau Kist soda, atau bir A-1, minuman khas Arizona. Pada era itu, saat botol atau kaleng kosong, mereka langsung melemparkannya ke pinggir jalan. Konsentrasi sampah terpadat setinggi 3-5 meter. Dahulu, saking tebalnya, seperti ada seseorang yang merobek kantong sampah dan menghamburkannya.
Informasi mengenai Route 66. Foto: Bhammond/Alamy Stock Photo
Puluhan tahun kemudian, "zona lempar" masih menjadi rumah bagi piring-piring porselen yang hancur, serpihan-seret pintu mobil dan ban-ban yang hancur, dan mainan-mainan, seperti topi, senjata plastic, dan kelereng yang dibeli dari toko-toko yang dulu menghiasi pinggir jalan raya. Aksesori seperti kacamata penerbang juga muncul. Apalagi botol dan kaleng, ada ratusan jumlahnya.
Beberapa benda yang dipanggang matahari dan “digosok” pasir tampak berkarat untuk dibaca, tetapi bentuk, bahan, dan mulutnya masih menunjukkan identitas mereka, “Kaleng-kaleng itu sebagian besar baja bukan aluminium,” kata Parker. Permukaannya rata dan belum ada pin atau tuas untuk membukanya. Jadi, Anda harus menggunakan pencungkil kaleng. "Kaleng-kaleng itu dari tahun 1930-an hingga 1950-an, yang untuk menikmati isinya perlu sedikit kerja keras," kata Parker.
Beberapa botol dicap dengan kota tempat pembuatannya. Parker dapat membayangkan sebuah keluarga berhenti minum soda di Gallup, New Mexico, berkendara ke barat, dan kemudian perlu mengisi kembali persediaan mereka. Saat melewati jalanan itu, mereka membuka kacanya dan melemparkan kaleng kosong minuman ringan.
Saat Rute 66 ditutup sebagai bagian taman nasional, Parker mengatakan, staf taman merapikan parit, namun tak membuang sampah-sampah itu karena berat. Selanjutnya, sekitar selusin artefak dari "zona lempar," sebagian besar mainan anak-anak, dipajang dalam pameran permanen di Painted Desert Inn di Petrified Forest National Park.
Tumpukan sampah di Route 66 pada tahun 1950. Dok. National Park Service
Di tempat lain, Program Pelestarian Koridor Route 66, sebuah proyek Service Park, telah menyusun sejarah lisan, laporan pelestarian, dan ephemera, dan menghasilkan rencana wisata untuk para penjelajah jalanan, “Lucu bahwa seseorang akan membuang botol-botol atau kaleng-kaleng ini dan tidak berpikir bahwa dalam 50 tahun mereka akan berada di museum," kata Parker.
Baca Lagi dah di situ https://travel.tempo.co/read/1276086/route-66-gundukan-sampah-yang-jadi-museumBagikan Berita Ini
0 Response to "Route 66, Gundukan Sampah yang Jadi Museum - Tempo"
Post a Comment