Pengunjung Lampu Lampion Buang Sampah Sembarangan

\ News \ Solo Metro

SAMPAJ MENUMPUK : Sampah berserakan di pedestrian Jalan Jenderal Sudirman (Jensud) Solo, Minggu (19/1).

SOLO, suaramerdeka.com - Sampah-sampah berserakan di sejumlah titik di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman Solo. Sampah itu diduga dibuang sembarangan para pengunjung yang menikmati keindahan lampion di sepanjang jalan itu, jelang imlek.

Pada malam hari suasana Kota Solo, terutama di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman semarak dengan warna-warni aneka lampu lampion. Pemasangan lampion dan shio menjelang perayaan Imlek itu mengundang kunjunga warga ke jalan itu.

Namun, para pengunjung yang datang malam hari itu, kurang mengindahkan pengelelolaan sampah yang baik. Mereke membuang sampah sembarang di pinggir jalan, sehingga terlihat sampah berserakan di mana-mana.

Tokoh masyarakat Gandekan, Jebres Solo, YF Sukasno mengatakan sampah makanan dan minuman menumpuk di sepanjang tepi Jalan Jenderal Sudirman Solo selama pelaksanaan pemasangan lampu lampion tiga hari ini.

‘’Tiga hari saya amati terus di sepanjang Jensud (Jenderal Sudirman Solo-red) depan Pasar Gede Solo. Pengunjung melihat lampu lampion tapi banyak yang membuang sampah sembarangan.Rata-rata sampahnya, kemasan air minum dan sedotan.’’

Dia mengaku prihatin dengan perilaku pengunjung, padahal disedikan tempat sampah, namun pengunjung tetap buang sampah sembarangan,sehingga menggganggu keindahan dan kenyamanan lokasi yang ramai saat malam hari itu.

Wakil rakyat DPRD Surakarta itu mengatakan perilaku pengunung itu tidak bisa dibiarkan begitu saja dan wajib dicarikan solusi.

‘’Tentu saja ini merusak keindahan Kota Solo saat pergelaran penyalaan lampion dan shio di Jensud dan depan Pasar Gede, kami imbau, pengunjung buang sampah ditempatnya,’’ tutur Ketua Komisi II DPRD Surakarta.

Sukasno mengatakan persoalan sampah di Jensud dan Pasar Gede ini menjadi kewenangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta.’’Persampahan ditangani DLH mitra kerja Komisi II (DPRD Surakarta). Jadi masalah sampah ini masih terkait dengan tuggas kedewanan yang melekat 24 jam.’’

(Budi Sarmun/CN34/SM Network)

Berita Terkait