NGAMPRAH, (PR).- Keberadaan sampah liar di Kabupaten Bandung Barat hingga kini sulit ditangani. Selain akibat minimnya tempat pembuangan sampah sementara, sampah liar terus bermunculan lantaran keterbatasan armada pengangkut sampah.
Di pinggir Jalan/Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah misalnya, sampah liar terus menumpuk setiap hari. Sampah rumah tangga tersebut sebagian besar diduga berasal dari warga di luar daerah tersebut.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengangkutan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat Jaka Susila mengakui hal itu. Menurut dia, sampah liar sulit ditangani lantaran tidak diketahui sumbernya.
"Yang membuang sampah itu bisa dari luar daerah setempat. Selain itu, karena lokasinya di pinggir jalan, pengangkutan sampah liar sebenarnya bukan termasuk dalam pelayanan kami," kata Jaka di Ngamprah, Kamis 19 April 2018.
Meski demikian, menurut Jaka, petugasnya kerap membersihkan sampah liar tersebut. Namun, karena keterbatasan armada, pengangkutan sampah liar tidak dilakukan setiap hari.
Khusus untuk sampah liar di Cilame, ucap Jaka, pihaknya melakukan pengangkutan 2 kali dalam sepekan. "Untuk titik-titik sampah liar yang lain, hanya sekali sepekan. Namun, tak lama setelah diangkut, sampah liar pasti muncul lagi," ujarnya.
Skala prioritas
Jaka memprioritaskan pengangkutan sampah liar di jalan protokol, seperti Jalan Kolonel Masturi, Jalan Raya Lembang-Tangkubanparahu, hingga Jalan Raya Cipatat. Di satu jalan protokol, dia menemukan sedikitnya 14 titik sampah liar.
Jaka mengungkapkan, tidak ada angkutan khusus untuk mengangkut sampah liar. Dengan demikian, pengangkutan sampah tersebut menggunakan armada yang biasa digunakan untuk mengangkut sampah di permukiman/perumahan warga.
"Namun, ada kendaraan pikap yang kami sediakan untuk operasi bersih sampah liar ini jika sampah sudah menumpuk terlalu banyak," ujar Jaka.
Jaka menambahkan, saat ini jumlah armada pengangkut sampah, yaitu 35 unit, terdiri atas dump truk dan arm roll. Setiap hari, sejumlah armada ini beroperasi bahkan hingga larut malam.
Namun tetap saja, tidak semua sampah di KBB bisa terangkut. Dari produksi sampah sekitar 650 ton per hari, yang terangkut hanya sekitar 150 ton.
"Walaupun beroperasi setiap hari bahkan ada yang sampai 2-3 rit, truk sampah tetap tidak bisa menjangkau pelayanan di seluruh wilayah KBB yang luas," tutur Jaka.***
Baca Lagi dah di situ http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/04/19/pemerintah-kabupaten-bandung-barat-sulit-atasi-sampah-liar-ini-alasannyaBagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Sulit Atasi Sampah Liar, Ini ..."
Post a Comment