TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Indonesia menjadi negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Untuk memperbaiki predikat tersebut, daur ulang sampah plastik menjadi hal mutlak yang harus dilakukan.
Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun.
Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.
Menurut sumber yang sama, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85 ribu ton kantong plastik.
Kepala Balai Litbang Perkerasan Jalan Balitbang Kementerian PUPR Johannes Ronny menuturkan, sampah plastik yang telah didaur ulang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas aspal.
Persoalannya, tidak semua sampah dapat digunakan sebagai material penguat aspal.
"Yang kami fokuskan di sini adalah plastik jenis LDPE dalam hal ini kantong plastik kresek yang biasa digunakan untuk belanja, itu belum bisa di-recycle," kata Ronny dalam penjelasannya di Kementerian PUPR, Jumat (15/2/2019).
Selama ini, upaya daur ulang sampah plastik sebenarnya sudah banyak dilakukan.
Hanya, untuk sampah kresek tak banyak yang melakukannya karena kualitasnya rendah, sehingga kurang memiliki nilai ekonomi.
Baca Lagi dah di situ http://jateng.tribunnews.com/2019/02/15/sampah-plastik-kresek-bisa-jadi-bahan-campuran-aspal-butuh-tiga-ton-per-kilometerBagikan Berita Ini
0 Response to "Sampah Plastik Kresek Bisa Jadi Bahan Campuran Aspal, Butuh Tiga Ton per Kilometer - Tribun Jateng"
Post a Comment