BANDUNG, KOMPAS.com – Produksi sampah Kota Bandung setiap harinya mencapai 1.600 ton. Terdiri dari sampah organik, anorganik, dan residu.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Kamalia Purbani dalam Gojek Wirausaha (Gowir) di Bandung, Selasa (3/12/2019).
“Sampah residu ini yang sulit diapa-apain, kaya diapers, limbah B3,” ujar Kamalia di Bandung, Selasa (3/12/2019).
Biasanya, sambung Kamalia, sampah residu ini dibuang ke TPA karena sulit diolah.
Sedangkan sampah organik dijadikan kompos dan sampah anorganik dikelola menjadi barang yang lebih bernilai jual.
Baca juga: Bupati Sidoarjo Ancam Tutup Pabrik Tahu di Tropodo yang Tetap Gunakan Sampah Plastik
Namun persoalannya, banyak warga yang membuang sampah organik dan residu atau anorganik dalam satu kantung. Hal itu sangat menyulitkan pemilahan.
Untuk itu, lewat program Kang Pisman, Pemerintah Kota Bandung gencar mensosialisasikan “kurangi, pisahkan, dan manfaatkan” sampah.
Dalam mengurangi sampah, pihaknya mengendalikan pengurangan sampah plastik di ritel dan UMKM.
Hal itu sesuai dengan peraturan Wali Kota (Perwal) Bandung Nomor 37 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda 17/2012 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
“Pada tahun pertama kami menargetkan pengurangan sampah plastik 10 persen. Untuk 5 tahun, target kami sampah plastik berkurang 30 persen,” ucapnya.
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya masih menyusun data based penggunaan plastik dan sampah plastik.
Baca Lagi dah di situ https://regional.kompas.com/read/2019/12/03/20215841/kota-bandung-darurat-sampah-sampah-plastik-ditarget-turun-10-persenBagikan Berita Ini
0 Response to "Kota Bandung Darurat Sampah, Sampah Plastik Ditarget Turun 10 Persen - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment