Search

Setiap Hari 600 Ton, Sampah di Piyungan Lebihi Kapasitas

Yogyakarta, Gatra.com - Depo sampah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta di Kecamatan Piyungan, Bantul, sudah melebihi kapasitas daya tampung sejak 2012. 

Volume sampah masuk 600 ton per hari dan terus bertambah setiap tahun membutuhkan peran pemerintah dan masyarakat.

Kepala Pemrosesan Akhir Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Sarjani menuturkan luasan area TPST 14,3 hektar menampung sampah hingga 2,3 juta ton.

“Angka ini sudah tidak relevan lagi. Dengan luasan lahan itu, perhitungan kita sampah yang bisa ditampung hanya sekitar 6 juta ton. Dan setiap hari 600 ton sampah masuk setiap hari,” kata Sarjani saat diskusi terbatas bersama wartawan DPRD DI Yogyakarta, Rabu (9/5).

Masalah sampah DI Yogyakarta muncul karena  beberapa faktor. Pertama, tidak ada keinginan masyarakat untuk memisahkan sampah untuk didaur ulang sebelum dibuang.

Sampah yang dibuang ke TPST Piyungan kebanyakan masih bercampur. 

Hal itu tentu menjadi daya tarik bagi 400-an pemulung yang mencari rejeki di sana. 

Namun keberadaan pemulung dinilai sangat tidak membantu pengelolaan sampah karena mereka mencari barang yang berharga saja.

“Ke dua, belum diterapkan  energi terbarukan dalam pengelolaan sampah. Sampai saat ini residu sampah yang ada kami jadikan kompos. Tetapi kuota produksinya kalah cepat dengan datangnya sampah,” lanjut Sarjani.

Masalah dengan warga sekitar depo sampah, menurut Sarjani, juga tidak bisa dielakkan. Dengan rata-rata 160 armada sampah yang antri masuk TPST, kerusakan jalan tidak bisa dihindari. 

Keluhan warga juga berasal dari masuknya lalat dari sampah ke rumah warga terutama ketika musim hujan.

Pelaksana Tugas Kepala Bagian Pengelolaan Infrastruktur dan Sanitasi Dinas Pekerjaaan Umum dan Perumahaan ESDM DI Yogyakarta Agung Satria mengatakan Kota Yogyakarta menjadi penyumbang terbesar sampah di TPST Piyungan.

“Sampah dari Kota Yogyakarta setiap bulan mencapai 9.000 ton, Sleman 5.000 ton, dan Bantul 2.000 ton lebih,” katanya.

Sebagai solusi awal, TPST menerapkan zona aktif dan pasif untuk areal pembuangan sampah. Tetapi karena banyaknya sampah yang masuk, sistem ini kalah cepat meskipun sudah menggunakan buldozer.

Menurut Agung, Pemda DI Yogyakarta sebenarnya sudah memiliki rencana penerapan teknologi terbarukan di TPST, namun karena biayanya besar proyek itu ditunda.

Wakil Ketua DPRD DI Yogyakarta Arief Noor Hartanto melihat masalah muncul karena Pemda tidak serius menangani sampah. Padahal sudah ada Perda yang mengatur pengelolaan sampah.

“Sesuai Perda No 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, mengamanatkan bahwa pengelolaan sampah mengacu pada sistem sanitary landfill,” katanya.

Sanitary landfill adalah sistem pengelolaan mandiri dan sampah  harus diolah dengan metode 3R, dipadatkan, dan ditimbun. 

Dalam sistem ini, kehadiran bau dan lalat akibat sampah dapat dikurangi dengan sistem control landfill  yang  menggarap sampah setiap tiga hari sekali.

Menurut Arief, meski ada perda, sampai sekarang belum  ada tindakan progresif dari pemda, sehingga masalah sampah terus berkutat pada isu yang sama dari tahun ke tahun.


Reporter : Arif Koes
Editor : Mukhlison

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dah di situ https://www.gatra.com/rubrik/nasional/pemerintahan-daerah/321942-setiap-hari-600-ton-sampah-di-piyungan-lebihi-kapasitas

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Setiap Hari 600 Ton, Sampah di Piyungan Lebihi Kapasitas"

Post a Comment

Powered by Blogger.