BANDUNG, (PR),- Penanganan Citarum tidak dapat dilakukan hanya oleh sekelompok orang. Penanganan Citarum harus melibatkan banyak pihak dengan cara bersinergi menggalang berbagai kekuatan dan potensi yang terdapat di masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggalakkan keberadaan bank sampah di berbagai daerah sehingga selain dapat mengurangi volume sampah, sampah juga dapat mendatangkan berkah.
Hal itu mengemuka pada workshop pengelolaan sampah yang diselenggarakan Pikiran Rakyat bekerja sama dengan Bank Sampah Besinar (BSB), Yayasan Solusi Bersinar Indonesia (YSBI), dan FSRD Universitas Kristen Maranatha, di Ruang Open Galery FSRD UK Maranatha, Senin 23 April 2018. Hadir pada kesempatan itu Pemimpin Perusahaan PR Januar P Ruswita, Founder BSB Fifie Rahardja, Dekan FSRD UK Maranatha Irena, Ketua FIPC Gai Suhardja, Perwakilan BNI Wil Jawa Barat Ronny, dan Ketua Karang Taruna Jawa Barat Subchan Daragana.
Pemimpin Perusahaan Pikiran Rakyat, Januar P Ruswita yang hadir membuka acara mengatakan, Indonesia akan mengalami bonus demografi yang sangat besar. Kondisi ini di satu sisi dapat menjadi berkah, di sisi lain dapat menjadi bencana. Demikian juga dengan sampah, sampah yang dikelola dengan baik akan mendatangkan berkah tetapi sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan bencana.
Pengelolaan sampah, kata Januar, menjadi sangat penting terlebih ketika masyarakat Jawa Barat khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya dihadapkan pada persoalan lingkungan yang sangat krusial yakni masalah Citarum. Sungai Citarum, kata dia, dinobatkan sebagai sungai terkotor dan tercemar sedunia. Untuk menanggulangi masalah tersebut, sesuai fungsinya sebagai media, Pikiran Rakyat memberikan informasi, edukasi, dan persuasi kepada masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sampah.
Lebih dari itu, Pikiran Rakyat juga bersinergi dengan berbagai kalangan dan potensi-potensi yang ada di masyarakat, salah satunya adalah dengan Bank Sampah Bersinar (BSB). Kegiatan BSB memberikan workshop pengelolaan sampah merupakan bagian dari gerakan mengurangi sampah dan membawa berkah. “Semoga dengan cara ini akan semakin banyak masyarakat yang semakin paham bagaimana mengelola sampah dan mendatangkan berkah,” ujarnya.
Fifie Rahardja sebagai pendiri BSB mengatakan, paradigama masyarakat terhadap sampah harus berubah. Sampah yang semula dipandang tidak berguna, berbubah menjadi barang yang justru sangat dikejar dan dikumpulkan karena sampah dapat membawa berkah. Dalam workshop ini Fifie menyampaikan materi terkait pengelolaan keuangan.
Menurutnya, orang miskin selalu menikmati kesenangan di awal sedangkan orang kaya menikmati kesenangan di akhir. Orang yang mengelola uang dengan baik akan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan sifatnya wajib sedangkan keinginan sifatnya tak terhingga. Seorang pengelola keuangan yang baik, bukan hanya akan memenuhi semua kewajiban atas semua kebutuhannya dan mengerem keinginannya tetapi juga dapat menyisihkan penghasilannya untuk asset. Asset inilah yang nantinya bukan hanya dapat menolong orang tersebut pada saat memerlukan uang yang mendesak tetapi juga menjadi asset miliknya.
Konsep bank sampah yang dikembangkan BSB, kata dia, mengajak masyarakat untuk menjadikan sampah menjadi berkah. Sampah dapat mendatangkan rupiah dan rupiah ditabung menjadi asset karena setiap nasabah Bank Sampah mempunyai nomor rekening dari penghasilan sampah yang disetorkannya.
Workshop diikuti Karang Taruna Jawa Barat yang diwakili oleh Karang Taruna se-Bandung Raya, Komunitas Bank Sampah Kota Bandung, dan karyawan UK Maranatha.***
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pikiran Rakyat Bersinergi Galakkan Bank Sampah"
Post a Comment